Jumat, 08 Oktober 2010

Rachman Halim

Rachman Halim yang juga bernama Tjoa To Hing, adalah pemimpin generasi kedua perusahaan rokok terbesar di Indonesia, Gudang Garam. Pria kelahiran Kediri, 30 Juli 1947, itu meninggal dunia di Singapura, 27 Juli 2008 pukul 05.00 waktu Singapura atau 04.00 WIB. Ia adalah putra pertama Surya Wonowidjojo, pendiri Gudang Garam, yang berbasis di Kediri, Jawa Timur, yang mempekerjakan sekitar 46.000 karyawan.

Terakhir ia menjabat Presiden Komisaris PT Gudang Garam Tbk. Menurut majalah Forbes, ia dan keluarga adalah orang terkaya 8 di Indonesia dengan kekayaan 1,6 miliar dollar AS, tahun 2007. Peringkat ke-4 di Asia Tenggara pada tahun 2004, dan terkaya ke-214 di dunia pada 2005.

Halim berhasil membawa GG menjadi perusahaan besar. Dia melakukan revolusi, menjadikan Gudang Garam sebagai perusahaan terbuka dan terus membesar hingga selalu menjadi terbesar.

Rahman meninggal tepat sebulan setelah perayaan ulang tahun ke-50 PT Gudang Garam, 26 Juni 2008. Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak. Halim meninggal akibat penyakit jantung koroner yang dideritanya, setelah mendapat perawatan di salah satu rumah sakit di Singapura.

Jenazahnya diterbangkan dari Singapura dengan pesawat carter dan tiba di Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 16.30. Selanjutnya, dibawa dengan helikopter milik Gudang Garam dan mendarat di helipad kompleks pabrik GG unit III sekitar pukul 17.30. Sebelumnya, satu helikopter mendarat lebih dulu yang mengangkut beberapa koper dan kerabat Halim.

Jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Jalan Demak Nomor 1, Kelurahan Ngadirejo, Kediri, Jawa Timur. Sebelum disemayamkan di rumah duka, jenazah dibawa mengitari Gedung Sasana Krida Surya Kencana di Kediri, salah satu gedung baru milik PT Gudang Garam yang belum sempat diresmikan.

Ribuan warga sekitar dan buruh PT Gudang Garam memadati sepanjang jalan menuju rumah duka yang dilalui iring-iringan mobil jenazah. Dia memang dikenal sebagai seorang dermawan. Di sepanjang jalan yang dilalui iringan mobil jenazah, keluarga almarhum juga menebar uang receh yang kemudian dipungut warga yang menyambutnya di sepanjang jalan.

Juru bicara keluarga, yang juga Kepala Humas PT Gudang Garam, Vidya R Boediyanti, kepada pers menjelaskan, Rahman meninggal di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura. Ia meninggalkan satu orang istri, Feni Olivia alias Oiy Fen Lang, putri seorang pemilik restoran di Bima, NTB, dan dua orang anak.

Rahman mengawali kariernya di PT Gudang Garam sebagai pengawas bangunan pabrik. Setelah itu, pada tahun 1969, ia menjabat sebagai salah satu Direktur PT Gudang Garam. Tahun 1984, ia menjabat presiden komisaris.

Berita meninggalnya bos GG itu mengejutkan sejumlah pejabat di Kota Kediri. Wali Kota Achmad Maschut mengaku terkejut dan menyatakan sangat berduka atas wafatnya Rachman. menurut Maschut, Halim seorang pengusaha yang ramah, tenang dan baik. Maschut terkejut, karena saat resepsi HUT Ke-50 GG Juni lalu, ia masih bercanda saat bersalaman dengan Halim.

Sebelumnya, Halim juga sempat datang ke rumah dinas bupati dan mengajukan izin pembangunan dua gedung baru. Yakni, gedung di dekat unit I yang diproyeksikan untuk kantor pusat dan gedung Sasana Kridha Surya Kencana.

Ketua Umum Gappri (Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia) Ismanu Semiran, pun mengaku sangat terkejut dan merasa kehilangan dengan meninggalnya Halim. "Seluruh elemen industri rokok mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya. Kepergian beliau membuat kami sedih," ujar Ismanu. 


http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/r/rachman-halim/index.php


Tidak ada komentar:

Posting Komentar